Dalam memenuhi tugas Mata Kuliah KBLI
berupa meringkas, menyimpulkan, membuat parafrase dari sebuah artikel.
Menurut Ditjen
PPM & PL (2001) dalam Fathi. et al. (2005), penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) adalah penyakit akibat infeksi virus Dengue yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes, dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak yang disertai
manifestasi perdarahan dan mempunyai tendensi untuk menimbulkan renjatan
(shock).
(source
: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23236/4/Chapter%20II.pdf)
Demam berdarah dengue adalah salah satu penyakit di Indonesia dengan
angka kematian setiap tahunnya meningkat secara berkala. Salah satunya di Kota
Salahtiga, Jawa Tengah yang angka kematian yang disebabkan penyakit demam
berdarah naik dari 72 kasus di 2008 sampai 109 kasus di tahun 2010. Hal itu
dikarenakan penyebab dari demam berdarah maupun nyamuk pembawanya yaitu Ae.
aegypti dan Ae. albopictus itu sendiri ada disetiap sudut rumah maupun tempat
umum. Sampai sekarang penyakit demam berdarah ini belum ditemukan obat dan
vaksinnya jadi pemberantasan penyakit ini dilakukan dengan pemutusan rantai
penyebab penyakitnya, salah satunya dilakukan dengan pemberantasan sarang
nyamuk dengan kelambu berinteksida.
Tetapi kelambu
berinteksida tidak efektif karena kepadatan nyamuk mencari pakan darah itu pada
siang hari jadi dilakukan penelitian pengendalian larva nyamuk secara hayati
menggunaan M. aspericornis dan gorden berinsektisida sipermethrin plus etil
sellosa 0,1%. Penelitian ini dilakukan selama 12 bulan pada tahun 2012 di
Benoyo Kelurahan Kutowinangun Kota Salatiga Propinsi Jawa Tengah dan
Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Resevoir
Penyakit Salatiga. Dari penelitian tersebut dihasilkan beberapa fakta
yaitu :
1. Pemberian M.
aspericornis dapat meningkatan Angka bebas jentik (ABJ) dari 85,05% menjadi
96,27%. Menunjukan hasil yang efektif menurunkan larva
2. Pemberian M.
aspericornis dapat menurunkan Ovitrap indeks di dalam rumah dari 14,48% menjadi
8,88%
3. Larva nyamuk tidak
hidup di penampungan tanah liat tapi lebih menyukai bahan lainnya seperti
keramik dan plastik.
4. Penggunaan gorden
berinsektisida dapat membunuh nyamuk Ae. aegypti sebesar 82,39% dan bertahan 15
minggu.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan M. aspericornis dan gorden berinsektisida sipermethrin plus etil sellosa 0,1% efektif digunakan untuk mengurangi berkembangnya penyakit demam berdarah dengue dan juga disarankan untuk melakukan pencelupan gorden dengan insektisida selama 3 bulan sekali dan mengembangbiakan M. aspericornis secara mandiri atau bersama - sama untuk mengendalikan nyamuk pembawa Demam Berdarah Dengue.
Artikel asli oleh Akhid Darwin*,
Aryani Pujiyanti* dan Bambang Heriyanto* *Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Vektor dan Resevior Penyakit Salatiga
Sumber artikel :
Model Pengendalian Terpadu Vektor
Demam Berdarah Dengue Di Kota Salatiga, oleh Darwin, A., Pujiyanti, A., &
Heriyanto, B. tahun 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar